๐–˜๐–”๐–ˆ๐–Ž๐–†๐–‘ ๐–’๐–Š๐–‰๐–Ž๐–†

"๐““๐“ช๐“ท๐“ฌ๐“ฎ, ๐“ฝ๐“ธ ๐“ฐ๐“ต๐“ธ๐“ป๐“ฒ๐“ฏ๐”‚ ๐“ฑ๐“ฒ๐“ผ ๐“ท๐“ช๐“ถ๐“ฎ"


๐Ÿ‘บ ไธ‚๐ข ๐“น๐”ž๐“ท๐“ญ๐š ๐‘๐’ถ๐“™๐ข๐“ท yang hobinya ๐“‚๐’ถ๐“€๐’ถ๐“ƒ dan ๐“‰๐’พ๐’น๐“Š๐“‡…Tapi ๏ผช๏ผกล‡ฤด๐’พ ๐“๐”พแต๐šาœ ๐•“๐•’๐•œ๐•’๐• ๐”Ÿ๐’พ๐•œฤฎล‡ ๐•œ๐”ธ๐ฆ๐“Š ๐“ซฯƒ๐•คแตƒฮท

๐Ÿผ๐Ÿ’˜ Hoooollaaa… It’s me, Paulinn, ready to accompany my tiger anytime~
For today’s topic, I’m going to talk about tambourine ministry activities.

Orientation

I am a youth who is quite active in church ministry. My journey in serving began in the Yosia Choir, where I first learned about discipline, responsibility, and the joy of serving God. However, because I have loved dancing for a long time, I was eventually placed in the worship dancer ministry at GKI Maulana Yusuf. This worship dancer ministry is relatively new, as it was first established on November 1, 2024. Until now, it has been running for one year, and I am grateful to be part of its journey.

When I first joined, I felt an overwhelming mix of emotions. I was happy because I could dance as part of the ministry, but at the same time, I felt afraid because worship dancing was a completely new experience for me. Worship dancing is not just about moving the body; each movement has a pattern, meaning, and technique that must be performed with deep expression. I also had to learn how to use the tambourine, which certainly has its own proper techniques.


Events

My journey in the worship dancer ministry

began with basic training. The coach taught me 10 basic tambourine movements, starting from how to hold it, swing it, and combine the movements with worship music. Each movement had to be done correctly, in harmony, and in unity with the others. During this training process, my fear and nervousness were still quite strong. I worried about making mistakes, falling behind the others, or not being able to follow the rhythm.

However, through regular practice, I slowly became more accustomed. As time went by, we got closer to our first ministry, which was the Advent 1 service. Training became more serious. Movements that previously felt difficult began to make sense to me, and every detail was refined by the coach so that we could dance well. Even though repeating the movements over and over felt tiring, I knew it was all done to glorify God.

Finally, the long-awaited day arrived—my first time serving as a worship dancer. When I stood before the congregation, my emotions were completely mixed. I felt happy, nervous, scared, joyful, and even a bit of stage fright. But when the music began and I swung the tambourine for the first time, a sense of peace slowly entered my heart. I danced not just to perform, but to worship God. After the service ended, I felt relieved and joyful. It felt like I had successfully passed the first stage I had been afraid of.

After the Advent 1 experience, I became more involved in other services such as Christmas, Easter, and other special church events. Although the nervousness still came every time I was about to perform, each service helped me gain more confidence. I learned that courage does not appear instantly; it grows through habits and continuous processes. Each service also gave me new experiences in teamwork and moving in harmony with my fellow dancers.

Among the many services I have taken part in, one moment stands out the most. It was when I danced for the opening of Family Month as well as the celebration of GKI Maulana Yusuf’s anniversary. That evening felt very festive and full of joy. The congregation was enthusiastic, and we worship dancers could dance with deep expression. The feelings I experienced that night were a blend of joy, gratitude, and pride for being able to take part in such an important moment for the church.

Throughout this one year, I have gained many valuable lessons from worship dancing. I learned that ministry is not only done with words or singing, but also through body movement and the beauty of dance. I learned that every movement must be done with sincerity, because the true purpose is to worship God, not to perform in front of people. I also learned that mistakes or failures are not the end, but a part of the learning process.


Reorientation

My one-year experience in worship dancing has

truly shaped me. Not only have my dancing skills improved, but so have my courage, discipline, and spirituality. I learned that ministry is not just a task, but a calling that must be carried out wholeheartedly. Through every preparation, practice, and service, I realized more and more that God can use even simple talents to bless others.

Now, after one year of serving as a worship dancer, I am increasingly grateful for the opportunity to grow through this ministry. I hope to continue dancing, serving, and glorifying God through every movement I present. With all the experiences I have gone through, I am ready to continue this journey with a stronger, more sincere, and more grateful heart. I also hope that my ministry can inspire and encourage others to serve as well.

°·.¸.·°¯°·.¸.·°¯°·.¸.-> ๐ŸŽ€ ๐’ฎ๐’ถ๐’พ๐“ƒ๐“‰ ๐‘€๐’ถ๐“‡๐“Ž ๐’ฒ๐’ถ๐“Ž'๐“ˆ ๐ŸŽ€ >-.¸.·°¯°·.¸.·°¯°·.¸.·°

 ๐Ÿ‘บ  ไธ‚๐ข ๐“น๐”ž๐”ซ๐“ญ๐š ๐‘๐’ถ๐“™๐ข๐“ท ๐“Ž๐”ž๐“ƒฤฃ ๐ก๐• ๐”Ÿฦ—๐“ƒ๐”ถเธ„ ๐“‚๏ผก๐”จเธ„๐ ๐“ญฮฑ๏ผฎ t๐“ฒฤŽฯ…แ–‡๐“ฃฮ”ฯ๐“˜.. ๏ผช๏ผกล‡ฤด๐’พ ๐“๐”พแต๐šาœ ๐›๐•’ะบ๐’ถ๐ฅ ๐”Ÿ๐’พ๐•œฤฎล‡ ๐•œ๐”ธ๐ฆ๐“Š ๐“ซฯƒ๐•คแตƒฮท...  ๐Ÿผ๐Ÿ’˜๐ป๐’ช๐‘œ๐‘œ๐“๐“๐’ถ๐’ถ.... akuu paulinn siap menemani harimuu. Topik kali ini aku akan membahas tentang kegiatan ๐“ข๐“ช๐“ฒ๐“ท๐“ฝ ๐“œ๐“ช๐“ป๐”‚ ๐“ฆ๐“ช๐”‚'๐“ผ. Sebelumnya kalau kalian udah membaca artikel aku yang  ๐“ผ๐“ฌ๐“ฑ๐“ธ๐“ธ๐“ต pasti kalian udah tau sekolah aku dimana, bagi yang belum tau bisa baca dulu kok.


"๐“ฃ๐“ช๐“ด ๐“ผ๐“ฎ๐“ฐ๐“ช๐“ต๐“ช๐“ท๐”‚๐“ช ๐“š๐“ฒ๐“ฝ๐“ช ๐““๐“ฒ๐“ต๐“ช๐”‚๐“ช๐“ท๐“ฒ ๐“š๐“ฒ๐“ฝ๐“ช ๐“™๐“พ๐“ฐ๐“ช ๐“—๐“ช๐“ป๐“พ๐“ผ ๐“œ๐“พ๐“ต๐“ช๐“ฒ ๐“œ๐“ฎ๐“ท๐“ฌ๐“ธ๐“ซ๐“ช ๐“ค๐“ท๐“ฝ๐“พ๐“ด ๐“œ๐“ฎ๐“ต๐“ช๐”‚๐“ช๐“ท๐“ฒ"

๐“ข๐“ฎ๐“ฎ

Kegiatan Saint Mary Way's yang di adakan oleh sekolah kami yaitu SMP Santa Maria Bandung, kami laksanakan dari tanggal 8 September sampai 17 Oktober. Kegiatan ini di lakukan oleh semua anak kelas 9, dengan tujuan untuk membentuk karakter kita yang peduli terhadap sesama, mencoba untuk melayani banyak orang dengan kemampuan yang kita bisa, dan dapat menjadi teladan seperti Bunda Maria. Aku memilih melayani dengan membantu Guru Sekolah Minggu di GKI Maulana Yusuf, sebenarnya aku belum boleh menjadi guru sekolah minggu tapi kalau membantu kami di perbolehkan untuk tugas sekolah atau tugas agama seperti kegiatan Saint Mary Way's ini.

Di pertemuan pertama, semua murid kelas 9 diarahkan ke aula untuk pembagian kelompok. Aku masuk kedalam kelompok membantu GSM di GKI Maulana Yusuf bersama Fidela, Cia, dan Alexa. Sementara itu, teman-teman lain ada yang melayani di panti asuhan, daycare, bahkan panti jompo. Mereka sampai mengumpulkan dana untuk dibawa ke tempat pelayanan. Suasananya ramai dan penuh semangat karena setiap kelompok punya tujuan dan pengalaman yang berbeda-beda.

Setelah pembentukan kelompok, kami langsung membuat proposal dan menentukan jadwal pelayanan kami, tidak lupa selama kami menentukan jadwal pelayanan sebelumnya kami sudah berkoordinasi sama GSMnya. Setelah diskusi akhirnya kami menentukan akan melakukan pelayanan di tanggal 21 September, 28 September, dan 5 Oktober. Dan ini tugas-tugas kami setiap minggunya :

1. Cia : Operator, bermain bersama adik-adik 
2. Fidela : Bernyanyi, Menggunting kertas untuk alat peraga pelayanan Firman 
3. Pauline : Bernyanyi, Menggunting kertas untuk kegiatan aktivitas, bermain bersama adik-adik 
4. Alexa : membantu kegiatan Aktivitas, berdoa, bernyanyi, membantu Kaka sekolah Minggu lainnya untuk mengkoordinasikan anak sekolah Minggu

Tidak lupa sebelum pelayanan, kami melaksanakan persiapan di setiap hari kamisnya agar kegiatan ibadah sekolah minggu dapat berjalan dengan lancar.

Sebelumnya juga kami memiliki tantangan, di antaranya :
1. Kurangnya komunikasi antara kami dengan GSM
2. Kami masih kurang persiapan 
3. Belum bisa membagi waktu kami 
4. Masih canggung sama adik-adik sekolah minggu
5. Kadang datangnya suka mepet sebelum ibadah di mulai.

Selama kami melaksanakan pelayanan, saya merasa sangat senang karena dapat melayani adik-adik yang balita/batita dan dapat membantu GSM. Banyak canda tawa, tangisan saat ibadah, bahkan keceriaan anak-anak saat bernyanyi dan mendengarkan Firman Tuhan. Puji Tuhan adik-adik sekolah minggu dapat produktif saat ibadah dan bersukacita. 


๐“™๐“พ๐“ญ๐“ฐ๐“ฎ

Dari pelayanan ini aku dapat belajar banyak hal untuk menjadi pribadi yang lebih baik

dan dapat menerapkan nilai-nilai teladan Bunda Maria.

Kerendahan Hati, saling mengasihi dan mengampuni itu yang seharusnya di lakukan Remaja kalangan sekarang, kita beribadah dan melayani tanpa adanya rasa dendam dan iri hati.
Ketaatan, seiring berjalannya waktu kadang kita suka lupa waktu untuk beribadah. Sebagai Remaja, kita harus mulai bisa membagi waktu kita untuk beribadah, membantu sesama, dan memberi pelayanan kasih.
Pelayanan, sebagai Remaja kita tak selamanya di layani, kita harus mulai mencoba melayani semampu kita dan sebagaimana bakat kita atau niat kita untuk mencoba sesuatu yang baru dan melayani untuk Tuhan dan Orang lain.
Dan agar pelayanan dapat di terima oleh Tuhan, kita harus melakukannya bukan untuk di lihat orang lain melainkan melakukannya dengan hati yang tulus agar orang banyak merasa Tuhan sellau ada di dekat mereka.

Hal-hal kecil yang aku rasakan saat pelayanan :
1. Kebersamaan antar kelompok dan GSM
2. Mau membantu GSM, selain hanya dalam kegiatan SMW
3. Mencoba melayani di berbagai bidang, misal musik, tamborine, dll
4. Keterbukaan dengan Tuhan
5. Menolong dan membantu tanpa pamrih, dan ikhlas

ayat yang paling mengenang untuk aku dari Yesaya 6:8
"Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: 'Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?' Maka sahutku: 'Ini aku, utuslah aku!'"
Yang mengartikan bahwa melakukan sebuah pelayanan harus dengan hati yang tulus dan bukan kemauan orang lain/ikut-ikutan, tapi dari diri kita yang siap di pake untuk melayani Tuhan.


๐“๐“ฌ๐“ฝ

Dari kegiatan Saint Mary Way's ini aku belajar untuk mulai mencoba melayani banyak orang, walau dengan kemampuan yang kecil tapi setidaknya dari sini aku mulai belajar mencoba untuk hal yang besar.
Karena dari sini aku belajar bahwa kita tak selamanya dilayani oleh banyak orang, tapi kita juga harus mulai mencoba melayani untuk banyak orang dan untuk Tuhan dengan hati yang tulus, memiliki niat dan siap di pakai kapanpun dia perlu. Mencoba berkomitmen pada diri sendiri bahwa sebuah pelayanan bukan hanya sekali atau dua kali tapi dimana letak niat kita untuk berkali-kali berusaha dan mencoba melayani banyak orng dengan cara sederhana misalnya membantu di panti jompo/panti asuhan, donor darah untuk teman-teman yang membutuhkan, dan masih banyak lainnya. Itu semua di lakukan dengan ikhlas dan Tulus.

Kurang lebih begitu perjalanan aku di Saint Mary Way’s—nggak panjang, tapi penuh momen yang bikin hati hangat. Dari setiap langkah kecil yang aku ambil, aku ngerasa banget gimana serunya bisa hadir buat sesama.

Semoga dari cerita singkat ini, kalian juga ikut kebawa vibes-nya dan mungkin kepikiran buat melangkah bareng, melayani dengan cara kalian sendiri. Percaya deh, kadang hal sederhana bisa jadi pengalaman yang paling berkesan. 

๐Ÿค ⋆ ๐Ÿž ๐ŸŽ€℘๊ซ€ׁ๊ׅܻญˆׁ๊ׅฏฑׁ๊ׅ֒ชฑׁׅษ‘ׁׅ֮℘ษ‘ׁ๊ׅ֮ช€ׁׅ ๊ฉ‡ׁ๊ׅ݊ซ€ׁ๊ׅܻช€ׁׅีตׁ๊ׅซ€ׁׅܻแฅฃׁׅ֪ษ‘ׁ๊ׅ֮ช€ׁׅแงׁ ฯ…ׁׅแฅฃׁׅ֪ษ‘ׁ๊ׅ֮ช€ׁׅแงׁษ‘ׁ๊ׅ֮ช€ׁׅ๐ŸŽ€ ๐Ÿž ⋆ ๐Ÿค

 


 ๐Ÿ‘บ  ไธ‚๐ข ๐“น๐”ž๐”ซ๐“ญ๐š ๐‘๐’ถ๐“™๐ข๐“ท ๐“Ž๐”ž๐“ƒฤฃ ๐ก๐• ๐”Ÿฦ—๐“ƒ๐”ถเธ„ ๐“‚๏ผก๐”จเธ„๐ ๐“ญฮฑ๏ผฎ t๐“ฒฤŽฯ…แ–‡๐“ฃฮ”ฯ๐“˜.. ๏ผช๏ผกล‡ฤด๐’พ ๐“๐”พแต๐šาœ ๐›๐•’ะบ๐’ถ๐ฅ ๐”Ÿ๐’พ๐•œฤฎล‡ ๐•œ๐”ธ๐ฆ๐“Š ๐“ซฯƒ๐•คแตƒฮท...  ๐Ÿผ๐Ÿ’˜๐ป๐’ช๐‘œ๐‘œ๐“๐“๐’ถ๐’ถ.... akuu paulinn siap menemani harimuu. Topik kali ini aku akan membahas tentang kegiatan ๐“Ÿ๐“ฎ๐“ป๐“ผ๐“ฒ๐“ช๐“น๐“ช๐“ท ๐“ผ๐“ฎ๐“ซ๐“ฎ๐“ต๐“พ๐“ถ ๐“พ๐“ต๐“ช๐“ท๐“ฐ๐“ช๐“ท. Sebelumnya kalau kalian udah membaca artikel aku yang  ๐“ผ๐“ฌ๐“ฑ๐“ธ๐“ธ๐“ต pasti kalian udah tau sekolah aku dimana, bagi yang belum tau bisa baca dulu kok.

Menjelang ulangan Informatika, pasti kita perlu melakukan persiapan agar dapat memahami materi dengan lebih baik dan mengerjakan soal dengan percaya diri. Informatika biasanya mencakup berbagai topik seperti sistem bilangan, perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan komputer dasar, algoritma, flowchart, hingga pemrograman. Karena cakupannya cukup luas, penting untuk mengulang kembali seluruh materi yang sudah diajarkan di kelas. Mulailah dengan membaca kembali catatan atau bahan ajar, kemudian pahami konsep-konsep yang menjadi dasar, seperti cara kerja komputer, fungsi perangkat keras, serta langkah-langkah penyusunan algoritma.

Jika masih ada bagian yang dirasa sulit, seperti konversi bilangan atau memahami alur pada flowchart, luangkan waktu khusus untuk mempelajarinya kembali. Kamu bisa mencari contoh tambahan dari buku, internet, atau bertanya kepada guru dan teman. Latihan soal juga sangat membantu karena Informatika tidak hanya menguji pemahaman teori, tetapi juga kemampuan menerapkannya. Dengan sering mengerjakan soal, kamu dapat mengenali pola pertanyaan dan mengurangi risiko melakukan kesalahan saat ulangan.

Selain memahami materi, membuat ringkasan kecil dapat membantu mempercepat proses belajar. Ringkasan bisa berupa catatan singkat tentang definisi penting, contoh-contoh algoritma sederhana, ataupun cara membaca flowchart. Catatan ini memudahkanmu melakukan review cepat sebelum ulangan dimulai.

Tidak kalah penting, persiapkan juga kondisi fisik dan mentalmu. Pastikan kamu beristirahat cukup, tidak belajar terlalu larut, dan menjaga konsentrasi tetap stabil. Datang ke sekolah dengan kondisi tubuh yang segar akan membuatmu lebih fokus dan siap mengerjakan soal. Dengan persiapan yang matang, pemahaman yang cukup, dan kondisi tubuh yang prima, kamu bisa menghadapi ulangan Informatika dengan lebih tenang dan percaya diri. Semoga hasil yang kamu peroleh memuaskan dan sesuai harapan.

Nahh segituh ajaa persiapan dari akuuu. Semoga bermafaat yaaaa.... Seee youu